Jumat, 15 Oktober 2021

 

7 Kesalahan Menurunkan Berat Badan yang Sering Dilakukan


Menguruskan badan bisa menjadi hal yang sulit dan menantang. Tidak sedikit orang yang berusaha menguruskan badan menjadi gampang menyerah dan putus asa karena tidak kunjung mendapatkan hasil yang signifikan.

7 Kesalahan Menurunkan Berat Badan yang Sering Dilakukan

TERKADANG, Anda mungkin merasa sudah melakukan cara diet yang benar dan cara diet sehat. Namun, hasilnya tetap nihil. Lalu, apa yang sebenarnya keliru ketika mencoba cara kuruskan badan?

Berikut adalah kesalahan-kesalahan umum cara kuruskan badan yang mungkin tidak Anda sadari.

1. Hanya Berfokus pada Angka Timbangan

Rasanya Anda sudah melakukan berbagai cara diet sehat yang benar, tetapi angka timbangan masih saja tidak berkurang cepat. Anda mungkin lupa, bahwa angka pada timbangan hanya satu ukuran perubahan berat.

Berat badan bisa dipengaruhi berbagai hal. Misalnya, cairan tubuh, makanan yang tersisa di dalam sistem pencernaan tubuh, hingga massa otot.

Faktanya, berat badan seseorang masih bisa berubah-ubah hingga 1,8 kg per hari. Tergantung pada seberapa banyak makanan dan cairan yang dikonsumsi.

2. Makan Terlalu Banyak atau Terlalu Sedikit Kalori

Defisit kalori diperlukan untuk menurunkan berat badan. Ini artinya, Anda perlu membakar lebih banyak kalori ketimbang yang dikonsumsi.

Selama bertahun-tahun, diyakini bahwa cara menguruskan badan adalah dengan menurunkan asupan kalori atau disebut juga defisit kalori. Sekitar 3.500 kalori per minggu disebutkan dapat membakar 0,45 kg lemak. Namun, penelitian terbaru menunjukkan hasil ini sangat bervariatif untuk setiap orang.

Anda bisa saja mengonsumsi terlalu banyak makanan sehat, tetapi juga tinggi kalori, seperti kacang dan keju. Cobalah untuk tetap membatasi porsinya.

Di sisi lain, hati-hati jika Anda mengurangi asupan kalori berlebihan. Diet rendah kalori atau sekitar hanya 1.000 kalori per hari justru akan menyebabkan tubuh kehilangan massa otot dan metabolismenya menjadi lambat secara drastis sehingga Anda bisa kehilangan energi dan merasa sangat lapar.

3. Tidak Berolahraga atau Berolahraga Terlalu Banyak

Selama menurunkan berat badan, Anda mungkin kehilangan beberapa massa otot dan lemak. Jika tidak berolahraga sama sekali sambil membatasi kalori, Anda cenderung kehilangan lebih banyak massa otot dan mengalami penurunan tingkat metabolisme.

Jadi, olahraga seharusnya dilakukan secara teratur dan seimbang, tidak berlebihan ataupun dihilangkan sama sekali.

4. Tidak Latihan Ketahanan

Melakukan latihan ketahanan atau strength training sangat penting selama penurunan berat badan. Studi menunjukkan mengangkat beban adalah salah satu strategi latihan yang paling efektif untuk mendapatkan otot dan meningkatkan laju metabolisme tubuh.

Faktanya, sebuah tinjauan terhadap 15 studi dengan lebih dari 700 orang menemukan strategi terbaik dari semuanya untuk menurunkan berat badan tampaknya adalah kombinasi latihan aerobik dan angkat beban.

5. Memilih Makanan Rendah Lemak atau “Makanan Diet"

Makanan olahan rendah lemak atau "makanan diet" sering dianggap sebagai pilihan yang baik untuk menurunkan berat badan, tetapi sebenarnya memiliki efek sebaliknya.

Banyak dari produk ini sarat gula untuk meningkatkan rasanya. Misalnya, satu cangkir (245 gram) yogurt rendah lemak rasa buah justru dapat mengandung 47 gram gula (hampir 12 sendok teh gula).

Ketimbang mengenyangkan, produk rendah lemak justru membuat Anda lebih lapar, sehingga Anda akhirnya makan lebih banyak.

6. Tidak Mengonsumsi Protein Cukup

Menurunkan berat badan dapat dilakukan dengan mengonsumsi protein yang seimbang. Faktanya, protein telah terbukti membantu menurunkan berat badan dalam beberapa cara.

Protein akan membantu mengurangi nafsu makan, meningkatkan rasa kenyang, mengurangi asupan kalori, meningkatkan laju metabolisme, dan melindungi massa otot selama penurunan berat badan.

Dalam studi selama 12 hari, peserta yang makan 30% kalori dari jenis protein, dapat mengurangi kalori harian sebesar 575 kalori.

Sebuah ulasan lain juga melaporkan bahwa diet tinggi protein dengan kadar 0,8 gram protein dapat menguntungkan karena mengenyangkan dan mengendalikan nafsu makan.

Untuk mengoptimalkan penurunan berat badan, pastikan setiap makanan Anda mengandung makanan berprotein tinggi.

7. Tidak Mengonsumsi Serat

Diet rendah serat bisa membahayakan upaya penurunan berat badan Anda. Studi menunjukkan jenis serat larut yang dikenal sebagai serat kental membantu mengurangi nafsu makan dengan membentuk gel yang menahan air.

Gel ini bergerak perlahan melalui saluran pencernaan, membuat Anda merasa kenyang dalam waktu lama.

Penelitian menunjukkan bahwa semua jenis serat bermanfaat menurunkan berat badan. Namun, review dari beberapa studi menemukan serat kental mengurangi nafsu makan dan asupan kalori lebih banyak daripada jenis lainnya.

Ketika total asupan serat tinggi, beberapa kalori dari makanan dalam makanan olahan tidak akan diserap oleh tubuh.

Para peneliti memperkirakan bahwa jika Anda memperbanyak asupan serat harian, Anda dapat mengurangi 130 kalori  per hari yang akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan program penurunan berat badan. (sumber: favo.id)

 

Vitamin D3 Jadi Suplemen Andalan Cegah COVID-19, Apa Saja Keunggulannya?

Di masa pandemi, vitamin D jadi salah satu andalan untuk mencegah Covid. Vitamin D yang bagus untuk tubuh memiliki sejumlah keunggulan untuk Anda. Apa saja?

Vitamin D3 Jadi Suplemen Andalan Cegah COVID-19

IMUNITAS menjadi hal penting yang kerap digaungkan untuk dapat mencegah terinfeksi Covid-19, atau paling tidak mencegah gejala berat akibat Covid-19. Berbagai cara ditempuh untuk meningkatkan imunitas di masa pandemi ini. Mulai dari rajin berolahraga hingga mengonsumsi vitamin.

Namun, yang perlu Anda ingat adalah tak ada cara instan dan singkat untuk meningkatkan imunitas. Imunitas adalah sebuah sistem di mana keseimbangan dan harmoni dalam gaya hidup adalah kunci untuk meningkatkan performanya. Meski begitu, memang, apa yang Anda konsumsi sedikit banyak akan mempengaruhi kinerja sistem imun.

Salah satu jenis vitamin yang bisa Anda konsumsi untuk meningkatkan kinerja sistem imun adalah vitamin D. Vitamin D dapat meningkatkan penyerapan kalsium. Apa kaitannya dengan Covid-19? Dilansir dari cochrane.org, pasien yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 ternyata juga mengalami defisiensi vitamin D. Secara tak langsung, kecukupan vitamin d dapat diduga berkaitan dengan rendahnya risiko perawatan di rumah sakit akibat Covid-19. Apa saja sih keunggulan vitamin D?

Menyehatkan Tulang

Suplemen vitamin D yang bagus dapat meningkatkan penyerapan kalsium dan fosfor dalam tubuh. Manusia membutuhkan vitamin D untuk memungkinkan usus merangsang dan menyerap kalsium dan mendapatkan kembali kalsium yang akan dikeluarkan oleh ginjal.

Mengurangi Risiko Terkena Flu

Sebuah tinjauan pada 2018 menunjukkan bahwa konsumsi vitamin D yang bagus dan cukup dapat mengurangi risiko terkena flu. Meski, memang ada pula studi yang menunjukkan bahwa dua hal ini tak ada kaitannya. Masih dibutuhkan studi lanjutan untuk mengonfirmasi apakah konsumsi vitamin D yang cukup benar ada kaitannya dengan risiko terkena flu.

Meningkatkan Imun Tubuh

Rupanya, vitamin D untuk Covid juga ada hubungannya. Konsumsi rutin vitamin D dapat meningkatkan kinerja sistem imun sehingga kita lebih resisten terhadap virus penyebab Covid-19.

Menyehatkan Kehamilan

Manfaat vitamin D untuk Covid juga bisa dikaitkan dengan kondisi kesehatan ibu hamil. Seperti yang kita ketahui, ibu hamil lebih rentan terkena Covid-19. Rupanya, ibu hamil yang mengalami defisit vitamin D juga lebih rentan terkena preeklampsia dan melahirkan secara prematur. Dengan mencukup kebutuhan vitamin D pada ibu hamil, dua risiko ini bisa dihindari. Dengan begitu, ibu akan mendapatkan kehamilan yang sehat sehingga lebih resisten terhadap infeksi Covid-19.

Mengurangi Gejala Berat Akibat Covid-19

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pasien yang dirawat di RS akibat Covid-19 dilaporkan memiliki level vitamin D yang rendah. Karena itulah, kekurangan vitamin D kerap dikaitkan dengan risiko rawat inap akibat Covid-19. Terapi vitamin D untuk Covid pun telah dilakukan karena vitamin D telah terbukti menurukan risiko infeksi saluran pernapasan.

Meski begitu, pemberian vitamin D bagi pasien Covid mesti diperhatikan betul. Dosis vitamin D yang bagus adalah 600-800 IU sesuai standar kebutuhan harian. Vitamin D3 5000 IU untuk apa? Memang ada yang menyebutkan bahwa ini adalah dosis vitamin D untuk pasien Covid. Namun, National Heart, Lung and Blood Institute (NHBLI) menyimpulkan bahwa suplementasi vitamin D3 dosis tinggi tidak berpengaruh secara signifikan jika dibandingkan dengan pemberian plasebo. 

Jadi, pertanyaan vitamin D3 5000 IU untuk apa bisa dibilang tidak terlalu diperlukan. Konsumsi vitamin D sesuai kebutuhan harian 600-800 IU lebih disarankan.(Sumber : Favo.id)